Kamis, 23 Mei 2013

Preman Kepentok Cinta (PROLOG)

“Mario,,,,,selalu,,saja kamu membuat keonaran di sekolah ini! Ibu sampai bosan bagaimana harus menghukum kamu! Sekarang kamu lari keliling lapangan 50 kali!!!”teriak Bu Sandra pada murid yang bernama Rio.
“baik bu,,” ya hanya itu yang rio katakan setelah mendengar hukuman yang akan dia kerjakan.
    
 Mario stevano Aditya Haling, yang lebih sering di panggil Rio ini, adalah murid yang paling terkenal di seantero SMA Pancasila. Terkenal bukan karena dia pintar ataupun selalu mengikuti lomba-lomba untuk mewakili sekolahnya. Tetapi terkenal karena ulahnya. Ada-ada saja ulah rio yang membuat guru-guru menjadi jengkel. Hari ini saja rio sudah membuat 3 kesalahan. Yang pertama, rio menjaili temannya dengan cara mengoleskan lem di bangku temannya itu. Yang kedua, ia mengunci salah seorang temannya di toilet, dan yang ke tiga, ia menaruh seember air dan meletakkannya di atas pintu kelas, jadi siapa saja yang menarik pintu tersebut, maka orang tersebut dihadiahi dengan air seember. Kali ini yang terkena musibah adalah Bu Sandra, seorang guru Bahasa Indonesia. Guru yang terkenal sangat killer alias galak, tapi saat berhadapan dengan rio, urat nadinya serasa mau putus. Sudah bosan dengan kelakuan rio. Berbagai macam hukuman telah ia berikan. Mulai dari mengepel lapangan basket indoor dan outdor, membersihkan lantai, menyapu halaman, lari, dan masih banyak lagi. Tapi anehnya rio selalu menjalankan hukumannya dengan baik. Tak pernah sekalipun ia lari dari tanggung jawab.
    
 Rio sedah lari mengelilingi lapangan sebanyak 40 putaran. Aliran sungai-sungan kecil yang mungkin menjadi besar membasahi wajah rio. Hanya tinggal 10 putaran lagi, maka ia terbebas dari hukuman itu. Sudah 50 putaran rio berlari. Ia berjalan dengan sempoyongan ke pinggir lapangan. Duduk di bawah pohon yang menurutnya cukup rindang. Menyenderkan punggungnya di batang pohon dan meluruskan kakinya.

“hosh,,hosh,,,hosh,,,” rio mencoba menstabilkan nafasnya. Sesekali memejamkan mata, merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya.

“Nih kak di minum dulu,,,” kata seseorang yang pada rio. rio yang sedang memejamkan matanya terasa terganggu. Namun suara lembut itu seakan menghipnotisnya. Ia menoleh ke samping. Dilihatnya seorang gadis cantik dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya sambil menyodorkan sebotol minuman isotonic.

“bu,,bu,,buat,,gue?” tanya rio ragu-ragu. Gadis itu hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

“makasih” kata rio sembari menerima pemberian gadis itu. rio membuka tutup botol itu dan meminumnya. Kemudian gadis itu duduk di samping rio.

“nggak capek apa di hukum terus?” tanya gadis itu dengan pandangan kedepan.

“nggak,,,gue udah biasa ngejalaninnya” jawab rio santai.

“buat apa loe ngelakuin tindakan-tindakan bodoh kayak gini, itu semua hanya akan ngerugiin loe doing” kata gadis itu. Entah kenapa rio nggak terima dengan dengan perkataan gadis itu. Ia menatap tajam kea rah gadis itu.

“heh! Denger ya, ini bukan urusan elo, jadi nggak usah ikut campur deh!!” rio pergi meninggalkan gadis itu sendirian.


Tet,, tet,, tett,,,

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Seluruh murid SMA Pancasila berhamburan keluar dari kelas mereka. setelah selama setengah hari menghabiskan waktu di sekolah mereka yang tercinta ini. Sudah 1 jam lalu bel pulang berbunyi. Sekarang hanya segelintir murid yang masih berada di sekolah. Ada yang masih sibut mengerjakan tugas di perpustakaan,atau hanya sekedar nongkrong saja.
Duk duk duk,,,suara dari sebuah bola basket yang sedang di drible oleh si pemakai. Bola itu di giringnya menuju ring. Dengan sedikit melompat, terjadilah lay up yang apik. Ia tak meneruskan permainannya, ia duduk di pinggir lapangan, mengamati sekitarnya. Matanya terhenti pada seorang sosok yang kini tengah berjalan menuju gerbang. Seseorang yang tadi memberinya minuman. Seorang gadis yang menurutnya ya,,,cantik lah,,,. Tak disangka,gadis itu menoleh kearahnya dan tersenyum manis. Rio. Ya rio lah yang sedang bermain basket. Berbagai pertanyaan kini perputar-putar di benak rio.
Siapakah gadis itu?
Kelas berapakah ia? Mungkin yang rio tau gadis itu adalah adik kelasnya. Karena tadi rio di panggil “kak”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar