Kamis, 23 Mei 2013
Preman Kepentok Cinta (Part 1)
Siapakah gadis itu?
Kelas berapakah ia? Mungkin yang rio tau gadis itu adalah adik kelasnya. Karena tadi rio di panggil “kak”.
Skip>>>>
Tak seperti biasanya, rio datang ke sekolah agak pagi. Baru segelintir siswa yang datang. Saat melewati koridor kelas X,,,
Brukk,,
Rio bertabrakan dengan seorang siswa.
“ maaf kak,,,gue nggak sengaja,,,” ujar siswa itu gugup.
“ nggak papa kok “ ujar rio.
“ oh iya kak, kenalin nama gue Shilla, loe kak Mario kelas XI-2 kan? “ tnya gadis itu yang ternyata bernama shilla. Rio tidak menjawab pertayaan shilla. Toh shilla udah tau rio kan? Secara gitu loh,,,, rio kan cowok terkenal di SMA Pancasila. Sebenarnya tak hanya rio yang menjadi selebritis sekolah, ada 2 lagi sahabatnya. Yaitu Alvin Jonathan Sindunata dan Cakka Kawekas Nuraga. Mereka biasa di panggil Alvin dan Cakka. Mereka bertiga adalah most wanted di SMA Pancasila. Begitu banyak penggemar mereka. Hampir di setiap kelas mereka punya fans.
“ maaf kak, gue permisi dulu ya,,,” pamit shilla. Rio hanya memutar bola matanya dan melanjutkan perjalanannya menuju kelas Alvin dan cakka. Mereka memang nggak sekelas. Rio di kelas XI-2, Alvin dan cakka di kelas XI-4. Walaupun mereka berbeda kelas, tapi yang namanya sahabat mah nggak akan terpisahkan. Bagaimanapun, lebih susah mencari sahabat dari pada teman. Rio mengintip di depan pintu kelas. Biasanya kan Alvin dan cakka selalu berangkat pagi? Kok ini nggak ada orangnya ya? ‘ pasti di sana ‘ piker rio. Dengan segera, ia melangkahkan kakinya menuju ke taman belakang ekolah yang memang jarang di datangi oleh siswa SMA Pancasila. Tuh kan benar! Alvin dan cakka memang sedang berada di taman.
Alvin sedang tiduran di atas rumput sambil mendengarkan ipod nano kesayangannya, dan cakka terlihat sedang asyik dengan PSPnya. Rio menghampiri kedua sahabatnya itu.
“ wo,,,ternyata kalian di sini toh,,gue cariin juga loe,,,” kata rio.
“ nap aloe? Kangen sama kita? “ tanya cakka.
“ iya,,,gue emang kangen sama temen gue yang jelek + ngeselin kayak kalian ini “ jawab rio. Cakka hanya manyun. Alvin? Dia kayaknya keasikan dengerin lagu kali ya,,, sampe – sampe nggak nanggepin percakapan antara rio dengan cakka. Ide jail di otak rio muncul kembali. Ia mencabut ear pone yang berada di telinga Alvin. Dan barulah Alvin sadar. Ia bangun dari posisinya yang tadi tiduran menjadi duduk. Matanya melotot kea rah cakka. Cakka yang di pelototin mendelik. Cakka tau Alvin kesal, cakka lalu menunjuk rio yang memang menjadi tersangka utamanya. Alvin beralih memelototi rio. Tapi yang di pelototin malah cekikikan nggak jelas. Kali ini Alvin yang mendelik. Apa yang alah dari dirinya?
Rio yang sadar akan kebingungan Alvin jadi ketawa, mulai dari cekikikan jadi ketawa, dan sekarang menjadi ketawa ngakak.
“ bwahahahaha,,,,” rio ketawa dengan lepasnya. Alvin semakin kesel sama rio.
“ Alvin,, Alvin,, muka loe tadi lucu tau nggak,, niatnya sih mau melotot eh tetep aja jadinya sipit,, hahaha “ kata rio di sela – sela tawanya.
Tuk,, Alvin menjitak kepala rio.
“ hehe,,pis bro,,,cinta damai,,damai itu indah,,,” kata rio.
“ damai – damai,,,enak aja loe kata damai,,, pokoknya loe harus traktir kita di kantin,,,!! “ tegas Alvin.
“ ngek,,,dasar otak gratisan loe,,,” seru rio. Alvin dan cakka hanya senyum – senyum sendiri.
Tet..tet..tet..
Suara bel tanda masuk telah berbunyi. CAR ( cakka rio Alvin ) meninggalkan taman belakang munuju kelas mereka masing – masing.
Skip>>>
Sepulang sekolah rio dkk main basket sebentar. Alvin dan cakka adalah anggota tim basket inti SMA Pancasila. Sudah 30 menit mereka bermain, mereka duduk di pinggir lapangan sambil ngobrol – ngobrol.
“ yo,, loe masuk aja di tim basket,, loe kan lebih jago dari pad ague,, “ kata Alvin. Dan di angguki oleh cakka. Memang sih, rio lebih jago main basket jika di bandingkan dengan kedua sahabatnya itu. Tapi tidak ada yang mengetahui ke hebatan rio itu. Hanya kedua sahabatnya yang tau. Mungkin karena kelebihannya sudh tertutupi dengan predikat buruk. Dimata para guru dan sebagian murid, rio hayalah seseorang yang bisanya hanya membuat ulah dan urakan. Tapi di mata Alvin dan cakka, rio adalah sosok yang tangguh dan mengagumkan. Selalu bertanggung jawab atas semua perbuatan yang ia lakukan. Alvin dan cakka tau betul kenapa sekarang rio berperilaku buruk. Namun mereka sudah bertekat untuk tidak mengungkitnya kembali. Biarlah itu menjadi kenangan buruk di masa lalu rio.
“ males gue,,, “ selalu itu yang di katakana rio bila di tawari main basket oleh Alvin dan cakka. Alvin dan cakka hanya menatap rio dengan tatapan prihatin. Kapan rio akan berubah menjadi rio sahabat mereka yang dulu? Yang selalu ceria, berperilaku baik, dan nggak dingin terhadap orang lain?. Hanya kepada Alvin dan cakka lah rio memunculkan sifat aslinya. Ia nggak akan segan – segan menangis di depan Alvin dan cakka kalau ia sedang rapuh. Dan merka selalu siap sedia menjadi tiang penyangga agar rio tidak jatuh. Ya,, itulah gunanya sahabat, selalu ada jika ada yang membutuhkan.
>>BERSAMBUNG<<
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar